A. Pendahuluan
Model pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai
dengan perkembangannya secara holistic
dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun
emosinya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali,
dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistic, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat menerapkan
perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam
kehidupan sehari-hari.
Integrated atau terpadu bisa
mengacu pada integrated curricula
(kurikulum terpadu) atau integrated
approach (pendekatan terpadu) atau integrated
learning (pembelajaran terpadu). Seperti ditegaskan Prabowo (2000:1) bahwa
“Pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan/
mengaitkan berbagai bidang studi”.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu strategi
pembelajaran berdasarkan pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan atau
membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak. Selanjutnya
pembelajaran terpadu dalam pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi
aktif dalam mengekplorasi topic atau kejadian, siswa belajar proses dan isi (materi)
lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu dimaksudkan agar bahan ajar tidak
digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan satu kesatuan bahan yang utuh
dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa. Oleh
karenanya pembelajaran terpadu menurut Prabowo (2000:2) mempunyai beberapa
ciri: berpusat pada anak, proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman
langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping
itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam
satu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat yang luwes, pembelajaran
terpadu memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.
Terdapat 10 model pembelajaran terpadu menurut Robin Fogarty (1991:xv)
yang dijelaskan diantaranya: model Fragmented
(fragmen), model Connected (terhubung), model Nested
(tersarang), model Sequenced
(terurut), model Shared (terbagi),
model Webbed (jaring laba-laba),
model Threaded (untaian), model Integrated (integrasi), model Immersed (terbenam), model Networked (jaringan). Selanjutnya dalam
pembahasan ini difokuskan pada salah satu model pembelajaran terpadu yakni
model Threaded (untaian).
B. Konsep Pembelajaran Terpadu Model Threaded
1. Pengertian Model Threaded
Ketrampilan berpikir (thinking
skills), ketrampilan sosial (social
skills), ketrampilan belajar, grafis organizer, teknologi, dan kecerdasan
ganda (multiple intelligence skills)
yang terdapat dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan pendekatan untaian.
Model Threaded adalah model
bersambungan atau model integrasi yang memfokus pada metakurikulum yang
merupakan jantung dari semua pokok bahasan. Misalnya, perkiraan (prediction) adalah suatu ketrampilan
yang digunakan untuk memperkirakan sesuatu yang ada pada bidang ilmu
matematika, memperkirakan peristiwa masa sekarang, atau mengantisipasi
peristiwa yang ada dalam sebuah novel, dan proses membuat berbagai macam dugaan
di laboratorium IPA. Strategi mencari kesepakatan juga digunakan untuk
menyelesaikan konflik dalam segala situasi permasalahan. Ketrampilan ini pada
intinya akan dihubungkan melalui isi standar kurikulum yang ada.
Dengan menggunakan ide yang ada dalam metakurikulum dapat ditargetkan
serangkaian ketrampilan berpikir tertentu untuk memasukkan prioritas isi
pembelajaran yang ada. Misalnya dengan akan menggunakan kurikulum berkelompok (cluster curriculum), pengajar (tim)
mungkin akan memilih kelompok ketrampilan analysis
untuk memasukkan esensi ketrampilan berpikir dari masing-masing kemampuan yang
ada: IPA (pengelompokkan/classify),
IPS (perbandingan dan pembedaan/ compare
and contrast), bahasa dan seni (menunjukkan/attribute), matematika (mengurutkan/sequence). Demikian juga ketrampilan social (social skills) dan kecerdasan ganda (multiple intelligence) lainnya akan disambungkan melalui berbagai macam
disiplin ilmu.
Dalam model Threaded,
ketrampilan berpikir atau ketrampilan sosial akan digiring kearah bagian isi,
dan guru akan memberikan beberapa pertanyaan: “Bagaimana menurutmu hal itu?”,
“Ketrampilan berpikir yang bagaimanakah yang menurut anda paling berguna?”, “Seberapa baikkah kerja kelompokmu hari ini?“, “Sudahkan
kamu menggunakan kemampuan bakat musikmu hari ini?”. Beberapa pertanyaan
biasanya sangat berlawanan dengan pertanyaann kognitif lainnya seperti,
“Jawaban apa yang anda dapatkan?”, dan “Berapa banyak yang setuju?” (Kadangkala
beberapa pertanyaan tadi layaknya pertanyaan begitu saja diajukan ke anak-anak
dan seolah guru sedang “membuang waktu”. Maka siswapun akan mengatakan:
“Baiklah, sesungguhnya apa yang harus kami lakukan?”).
2. Kelebihan Model Threaded
Manfaat dari model Threaded ini
akan berjalan seiring dengan manfaat adanya metakurikulum. Metakurikulum adalah semacam kesadaran dan kontrol atas ketrampilan
dan strategi pemikiran, serta pembelajaran yang melebihi bahan pembahasan. Para guru akan lebih menekankan pada aspek perilaku metakognitif
sehingga siswa akan belajar bagaimana seharusnya mereka belajar. Dengan membuat
siswa sadar akan proses pembelajaran yang mereka lakukan maka transfer masa
depan akan mudah dilakukan. Yang paling utama untuk diingat bahwa model
integrasi yang ada tak akan berdiri sendiri sebagai satu disiplin ilmu murni, tetapi
siswa akan belajar mendapatkan manfaat dari jenis pemikiran hebat yang intinya
adalah pemindahan ketrampilan hidup.
3. Kekurangan Model Threaded
Kekurangan atau kelemahan model Threaded
ini masih diperlukan adanya tambahan kurikulum “lainnya”. Hubungan isi atau
makna dalam lintas bidang studi sama sekali tak ditujukan dengan
jelas/gamblang. Permukaan metakurikulum tetapi mata pelajaran tetap statis.
Hubungan antara dan diantara berbagai pokok kajian materi sama sekali tidak
ditekankan. Juga, dalam rangka menyusupkan metakurikulum melalui isi, semua
guru memerlukan suatu pemahaman ketrampilan dan strateginya.
4. Ketepatan Penerapan Model Threaded
Model ini sangat sesuai jika digunakan sebagai salah satu alternatif untuk
menuju penyatuan pokok bahasan. Oleh karena model Threaded ini merupakan model yang utama digunakan oleh guru jika
ingin memasukkan pemikiran, kerjasama, dan berbagai macam kecerdasan dalam isi
pembelajaran.
5. Langkah-langkah Pembelajaran Terpadu Model Threaded
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran
terpadu model Threaded yakni :
1.
Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam
pembelajaran ketrampilan
2.
Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan
dengan model ini
3.
Mencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang dapat diuntaikan
4.
Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu
5. Menetapkan ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan
6. Ikhtisar Meta Kurikulum
a. Ikhtisar Ketrampilan Berpikir (Thinking Skills)
Untaian kurikulum ketrampilan bepikir
(the cluster curriculum of thinking
skills)
|
|
Untaian
ketrampilan berpikir kritis (critical
thinking skill clusters)
|
Untaian ketrampilan berpikir kreatif
(creative thinking skills cluster)
|
Untaian penunjukan (attribute
cluster)
1. Penggolongan
(classifying)
2. Pengurutan
(sequencing)
3. Membandingkan
dan membedakan (comparing &
contrasting)
Ø Menunjukkan (attributing)
|
Untaian tanggapan (perception
cluster)
1. Penemuan (inventing)
2. Prakiraan/meramalkan (predicting)
3. Hipotesa (hypothesizing)
Ø Merenungkan (imaging)
|
Untaian urutan (sequence
cluster)
1. Memprioritaskan
(prioritizing)
2. Menemukan
sebab akibat (finding cause &
effect)
3. Menarik
kesimpulan (drawing conclusions)
Ø Mengurutkan (sequencing)
|
Untaian kesimpulan (inference
cluster)
1. Prakiraan/meramalkan (predicting)
2. Hipotesa (hypothesizing)
3. Memberlakukan secara
umum (generalizing)
Ø Menyimpulkan/menduga (inferring)
|
Untaian analisa (analysis
cluster)
1. Menganalisa
kesalahan (analyzing for bias)
2. Menganalisa
asumsi/pendapat (analyzing for
assumption)
3. Menarik
kesimpulan (drawing conclusions)
Ø menganalisa (analyzing)
|
Untaian pemecahan masalah (problem solving cluster)
1. Menyimpulkan/menduga (inferring)
2. Membuat analogi (making analogies)
3. Berhadapan dengan
kerancuan dan gejala (dealing with
ambiguity and paradox)
Ø Pemecahan masalah (problem
solving)
|
Untaian evaluasi (evaluating
cluster)
1. Menganalisa
asumsi/pendapat (analyzing for
assumption)
2. Menganalisa
kesalahan (analyzing for bias)
3. Analogi
pemecahan (solving analogies)
4. Membuat
keputusan (decision making)
Ø Mengevaluasi (evaluating)
|
Untaian pengungkapan (brainstorm
cluster)
1. Perwujudkan (personifying)
2. Penemuan (inventing)
3. Visualisasi (visualizing)
4. Menghubungkan (associating)
Ø Pengungkapan pendapat (brainstorming)
|
Ø Pemecahan masalah (problem
solving)
Ø Pengambilan keputusan (decision
making)
Ø
Ide kreatif (creative ideation)
|
|
Untaian Ketrampilan
evaluatif dan analitis (analytical and
evaluative skill cluster)
|
Untaian Ketrampilan
produktif dan generatif (generative and
productive skill cluster)
|
Seimbangkan aneka pilihanmu dari keduanya yang kritis dan pemikiran kreatif, memilih suatu ketrampilan
mikro, suatu kumpulan ketrampilan, atau dua kumpulan yang akan bekerja bersama
sebagai departemen atau tingkatan nilai/kelas untuk unit, semester, atau tahun
b. Ikhtisar Ketrampilan Sosial (Social Skills)
Memilih ketrampilan sosial yang tepat ke target
sebagai tingkatan nilai/kelas, departemen, atau kelompok antar cabang ilmu
pengetahuan.
IKHTISAR KETRAMPILAN SOSIAL
|
|
TAHAPAN
|
KETRAMPILAN
SOSIAL
Komunikasi ( C),
Kepercayaan ( T), Kepemimpinan ( L), Resolusi Konflik ( CR)
|
Pembentukan
untuk mengorganisir
kelom-pok dan menetapkan petun-juk perilaku
|
Menggunakan suara (C) Memimpin bersama-sama (C)
Mendengarkan tetangga (C) Melakukan pekerjaannya (L)
Tinggal dengan kelompok (C) Tolong
menolong (L)
|
Norma
untuk melengkapi yang
di-tugaskan dan membangun hubungan yang efektif
|
Meliputi semua anggota (L) Semua berkesempatan partisipasi (L)
Mendorong orang lain (L) Menghargai pendapat orang lain (T)
Mendengar dengan focus (T) Tetap pada tugas (L)
|
Penyelarasan
untuk mempromosikan pe-mikiran
kritis dan memak-simalkan semua mata pe-lajaran
|
Memperjelas (C) Memeriksa perbedaan (CR)
Menafsirkan gagasan (C) Menghasilkan alternatif (CR)
Memberikan contoh (C) Mencari kesepakatan (CR)
|
Pendapat
untuk berfungsi secara
efektif dan memungkinkan pekerjaan secara beregu
|
Nada perasaan (C) Melihat poin semua
pandangan(CR)
Menyetujui gagasan orang (CR)
Mencoba untuk setuju (CR)
Membuka pikiran
(T) Mendukung
gagasannya (L)
|
Melakukan
untuk membantu perkem-bangan
ke tingkat yang le-bih tinggi tentang ketram-pilan berpikir, kreativitas, dan
intuisi
|
Menguraikan gagasan (C) Meluaskan gagasan (C)
Mengintegrasikan gagasan (L)
Menyatukan bentuk (L)
Membenarkan gagasan
(CR) Jangkauan kesepakatan (CR)
|
Perbaikan
ulang
untuk menerapkan ke
lain kurikulum dan memindah-kan ke dalam kehidupan di luar kelas
|
Mulai siklus dari setiap kali ketrampilan sosial :
Ø Dibentuk kelompok baru
Ø Anggota baru bergabung
dengan kelompok
Ø Anggota tidak ada dari
kelompok
Ø Tugas baru diberikan
Ø
Merindukan terjadinya ketidakhadiran
|
c. Ikhtisar Ketrampilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence Skills)
Pilih
salah satu atau satu kelompok kecerdasan untuk memusatkan pada suatu unit studi
atau pelajaran tunggal.
Sembilan Jalan Mengetahui Kecerdasan Ganda
|
Penjelasan
|
Kecerdasan Linguistik
|
kemampuan untuk menggunakan dan
mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun tertulis seperti
dimiliki para pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain
sandiwara, orator, yang berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa
secara umum.
|
Kecerdasan Matematis-Logis
|
kemampuan yang lebih berkaitan
dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif dimiliki matematikus,
saintis, programmer, dan logikus, termasuk di dalamnya adalah kepekaan pada
pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan.
|
Kecerdasan
Ruang Visual
|
kemampuan menangkap dunia
ruang-visual secara tepat, dipunyai para pemburu, arsitek, navigator, dan
decorator, termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan
perubahan suatu benda dalam pikiran dan mengenali perubahan itu,
menggambarkan suatu hal dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata
serta mengungkapkan dalam suatu grafik, suatu keseimbangan relasi,warna,
garis, bentuk dan ruang.
|
Kecerdasan Kinestetik-Badani
|
kemampuan menggunakan tubuh atau
gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti pada actor,
atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah, termasuk ketrampilan koordinasi dan
fleksibilitas tubuh.
|
Kecerdasan
Musikal
|
kemampuan untuk mengembangkan,
mengekpresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, termasuk
kepekaan akan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan menyanyi, kemampuan
mencipta lagu, kemampuan menikmati lagu, musik dan nyanyian.
|
Kecerdasan Interpersonal
|
kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif
berdasar pengenalan diri itu, termasuk kemampuan berefleksi dan keseimbangan
diri, kesadaran akan gagasan yang tinggi, mampu ambil keputusan pribadi, sadar
akan tujuan hidup, dapat mengatur perasaan sehingga terlihat tenang.
|
Kecerdasan Intrapersonal
|
kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif
berdasar pengenalan diri itu, termasuk kemampuan berefleksi dan keseimbangan
diri, kesadaran akan gagasan yang tinggi, mampu ambil keputusan pribadi,
sadar akan tujuan hidup, dapat mengatur perasaan sehingga terlihat tenang.
|
Kecerdasan Lingkungan
|
kemampuan untuk dapat mengerti
flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam
alam natural, kemampuan untuk memahami dan menikmati alam dan menggunakan
kemampuan itu secaraproduktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan
pengetahuan akan alam.
|
Kecerdasan Eksistensial
|
menyangkut kemampuan dan kepekaan
seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau
keberadaan manusia. Orang yang tidak puas hanya menerima keadaan,
keberadaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadari dan mencari jawaban
terdalam.
|
C. Daftar Pustaka
Depdiknas. 2006. Model
Penilaian Kelas: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD / MI. Jakarta: Puskur
Depdiknas.
Fogarty, Robin. 1991. How To
Integrate The Curricula. Illinois :
IRI/Skylight Publishing, Inc.
Lie, Anita.1999. Metode
Pembelajaran Gotong Royong.Surabaya: Citra Media
Mulyasa, Enco. 2006. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Sebuah Panduan Praktis). Bandung : Remaja Rosdakarya, PT.
Prabowo. 2000. Pembelajaran
Fisika dengan Pendekatan Terpadu dalam Menghadapi Perkembangan IPTEK Millenium
III. Makalah disampaikan pada seminar lokakarya Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Negeri Surabaya bekerjasama dengan Himpunan Fisika Indonesia (HFI).
Radjiman. 2007. Keragaman
Bangsaku ( Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas 2. Jakarta : Ganeca Exact.
Sunarto. Rachmat. 2007. Sains
Sahabatku (Pelajaran IPA untuk SD Kelas 2). Jakarta : Ganeca Exact.
Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius.
Sutrisno. Purwanto. 2007.
Bersahabat dengan Lingkungan Sosialku (Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk
SD Kelas 2). Jakarta :
Ganeca Exact.
Taufik, Imam dkk. 2007. Cinta
Bahasa Kita (Pelajaran Bahasa Indonesia
untuk Kelas 2). Jakarta :
Ganeca Exact.